Sekapur Sirih Mengenal Asal Usul Warga Mesuji Lampung

Penulis ;wayan Stk.

MESUJIPOS- Penelusuran awak Media Mesujipos.com kepelosok Desa Sungai Cambai,Kecamatan Mesuji Timur yang masih  wilayah Kabupaten  Mesuji, Lampung, yang berjuluk  ” Bumi Ragab Begawe Caram,” penelusuran terhendi di salah seorang penduduk bernama Malik,(50) menurut penuturan Malik bin Arkhoni (almarhum) kepada Awak Media Mesuji pos , Semasa sang Ayah masih hidup ia pernah mendapat sebuah  cerita dan keterangan dari seorang pelaku sejarah di masa lampau yakni Arkoni (Almarhum) yang tak lain ayah kandung nya sendiri.

Malik Bin Arkoni
Generasi Penerus Masyarakat Mesuji

Singkat cerita kedatangan awak media ini  akhirnya di sambut baik oleh Malik sembari tersenyum sipu menantandakan  persahabatan sembari   mengucapkan.

 “Selamat datang di Kampung Kami          ( sungai cambai red) apa yang bisa saya bantu dan  semoga  kehadiran bapak di sini  berkesan,” sambut malik dengan hati tulus. Rabu( 29/12/21)

Arkoni
Pelaku Pencatat Sejarah Awal Mula Keberangkatan dari Tanah Palembang ke Tanah Lampung

Tak berselang lama setelah keduanya berbincang bincang kemudian Malik bergegas masuk ke sebuah kamar dan sekeluarnya dari kamar ia membawa gulungan kertas lalu menyodorkannya kepada awak media ini. Setelah di amati ada tulisan bertuliskan ” Cerita /Sejarah Asal Mula Menduduki Tanah Mesuji,Lampung,” yang di tulis menggunakan mesin ketik manual dalam tulisan itu menggunakan Bahasa indonesia Ejaan Lama dan Ejaan Baru.

“Orang tua kami dahulu sempat menulis di kertas kemudian di perbaharui menulis menggunakanesin ketik manual tentang Sejarah perjalanan kami dari Sumsel ke Mesuji Lampung,” ujar malik.

Berdasarkan Tulisan Sejarah itulah timbul keinginan penulis untuk memuat dan menyampaikannya ke publik melalui  media MESUJIPOS.com .Adapun di kemudian hari Ada perbedaan pendapat lain  yang muncul bukanlah Niatan si  penulis melainkan perlu adanya sumbangsih untuk meluruskan.

Asal Mula kita menduduki Tanah Mesuji Lampung, di ceritakan Awal mula adanya Kegelisahan Masyarakat di seputaranTanah Palembang hampir semua putus asa di karenakan penjajah Belanda telah menunjukkan  sifat -sifat aslinya yakni Bila dia (Belanda) berkehendak harus dituruti, kalau tidak di turuti akan di siksa apa lagi kalau kita bertemu dengan kaki tangan belanda yang di sebut MACAN LORENG itu lebih berbahaya lagi bagi kita.

“Kaki tangam belanda kala itu di sebut Macan Loreng yang terkenal kejam,” Tulis pelaku sejarah.

Dari keadaan itulah kemudian masyarakat timbul keinginan (bertekad) mengasingkan diri yang cukup jauh dari kampung/ tanah Palembang.

Menurut sejarah, Dalam penyelidikan para orang tua-tua kita katanya diTanah Lampung katanya masih Luas dan belum di tempati orang, Putus Berunding ,lalu di sampaikan siapa yang akan mau berangkat ke sana (tanah lampung red) harus secara dirahasiakan saja (diam diam)

Tibalah menentukan hari keberangkatan dari Kampung Sepuluh padang ke lampung pada tanggal 13 bulan slyawal tahun1814 yang di ketuai oleh Mahmud pemgawo Jalang mereka siap untuk berangkat dan berpamitan kepada sanak keluarga. Perpisahan yang berangkat dengan yang di tinggal mengakibatkan begitu hebat dan derasnya cucuran Air mata sampai tak terasa seakan akan Dunia ini tidak berguna lagi,  saking sedih dan hancurnya hati di antara mereka ada yang tidak sempat berpamitan hanya air matalah yang terus mengalir berpamitan langsung berangkat meninggalkan kampung halaman yang tercinta.

Di tulis dalam sejarah ini 
“keberangkatannya ke lampung Naik perahu (dayung) sebanyak  78 orang dengan Tujuh (7 ) buah perahu dayung yang ukuran beratnya  dari 1 ton sampai dengan 1.5 ton.
Perahu tersebut selain di muati 78 orang juga di muati Ransum dan peralatan (alat tani) dan obat obatan untuk kepentingan sehari- hari. Setelahnya mereka cukup sama-sama mereka menerima pesan  dan kesan maka dengan mengucap “Bismillahirohmannirohim Allah Hu Akbar langsung berangkat meninggalkan kampung tercinta dan bersejarah ini menuju Tanah Lampung naik perahu. Dayung menyusuri  sungai OKI(Ogan Komering Ilir) ke arah ujung sungai Mesuji setelah beberapa hari melakukan perjalanan ,dalam perjalan banyak lagi di jumpai lebak,danau dan umbul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *